Posted by Edy Dailami on 23:29
Krisis
energi terutama energi yang bersumber dari energi fosil seperti minyak
tanah memicu munculnya energi alternatif baru yang menjadi kebutuhan
sehari-hari terpenuhi. Disamping itu harga minyak tanah dan gas elpiji
terlalu mahal bagi kebanyakan masyarakat indonesia. Belum lagi masalah
keamanan yang diberikan dalam penggunaan gas elpiji terutama gas 3
kilogram yang selalu menimbulkan kehawatiran akibat kebocoran tabung.
Tingginya
harga minyak tanah dan gas elpiji saat ini merangsang sejumlah warga
untuk kreatif. Di Kelurahan Balu Werti, Kediri, Jawa Timur warga membuat
biogas dari kotoran manusia dimana kualitas api yang dihasilkan tidak
kalah dengan gas elpiji.
Skema pembuatan energi biogas
Kelurahan
Balu Werti, Kediri, Jawa Timur termasuk wilayah kumuh dengan kepadatan
penduduk yang cukup tinggi. Sebagian besar warganya tidak memiliki kamar
mandi didalam rumah. Untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci dan kakus
(MCK), warga memanfaatkan sanitasi masyarakat atau Sanimas.
Ditengah
tingginya harga minyak tanah dan gas elpiji saat ini keberadaan Sanimas
yang dibangun tahun 2004 memberikan nilai lebih. Pasalnya kotoran
manusia di Sanimas ini diolah menjadi biogas. Bahkan kualitas biogas ini
tidak kalah dari kualitas gas elpiji.
Saat
ini baru 6 keluarga yang memanfaatkan biogas untuk kebutuhan
sehari-hari. Dalam sebulan setiap warga hanya dipungut iyuran 20 ribu
rupiah. Jauh lebih hemat jika menggunakan minyak tanah yang sebulan
mencapai 70 ribu rupiah.
Meski
dihasilkan dari kotoran manusia, Jika melihat dari kualitas biogas yang
dihasilkan tidak usah merasa jijik memanfaatkan biogas untuk memasak.
Sumber:
skadrongautama.blogspot.co
No comments:
Post a Comment